Kamis, 17 Januari 2013

Kisah Pernikahan Sejenis di Batam

 Musdalifa Janji Lindung Ninies dari Ancaman Mantan Pacar


Perkenalan Angga Soetjipto alias Musdalifa, 23 dengan Ninies Ramiluningtyas,41, bermula dari telepon salah sambung yang berujung ke pernikahan di KUA Sei Beduk, Batam Januari 2012 lalu. Pernikahan sesama jenis ini mendapat perhatian dari semua elemen masyarakat.

Alfian Lumban Gaol, Redaksi@batampos.co.id                                                                    
                                                                   
Malam itu, Selasa (16/1) jendela rumah di Blok B6 no 20 perumahan Puri Agung III RT02/ RW25 terbuka. Tetapi rumah itu terlihat kosong. Lampu di ruang tamu tidak menyala,tetapi lampu di kamar agak remang terlihat dari kaca jendela berwarna putih.

Rumah inilah yang menjadi tempat tinggal pasangan sejenis, sama-sama perempuan yang lolos menikah di KUA Sei Beduk 6 Januari 2012 lalu. Lampu di luar rumah tetap menyala,dan puluhan pot bunga masih tetap tersusun rapi. Berbagai jenis bunga ada di pekarangan rumah tersebut yang menambah kesan bahwa rumah tersebut ditempati oleh wanita.

Rumah ini jarang ditempati setelah pernikahan Angga Soetjipto alias Musdalifa,23, dengan Ninies Ramiluningtyas,41,terkuak ke publik. Ninies yang bekerja di sebuah perusahaan di Kawasan Muka Kuning, Batamindo ini memilih untuk pergi sementara untuk menghandari keramaian dan para awak media. Sementara Angga alias Musdalifah keberadaannya kini sudah tidak diketahui paska diusir warga seusai penggrebekan 6 Januari lalu oleh warga dan perangkat RT/RW setempat.

Paska penggrebekan tersebut Ninies memilih untuk diam dan tidak mau berkomentar baik kepada tetangga, warga sekitar dan para wartawan. Ia lebih memilih diam dan menghindar. Beberapa kali Batam Pos mendatangi rumahnya tetapi Ninies tak pernah ada di Rumah.

"Sejak kejadian itu ia sudah tidak ada di rumah, katanya ia mau ke rumah temannya. Saat pergi pun, ia menangis dan tidak mau memberitahu alamat temannya tersebut,"kata seorang tetangganya yang tidak mau namanya dikorankan tersebut.

Bahkan pada saat penggrebekan tersebut, Ninies tidak mau bercerita kepada warga dan RT setempat meski ia dalam keadaan tertekan. Tetapi karena didesak, ia pun mau bercerita mengenai hubungannya dengan ketua RW 25, Nugroho, itu pun melalui pesan pendek (SMS).

"Warga tidak ada yang tahu seputar hubungan Ninies dengan Angga itu. Ia tidak mau cerita sama sekali. Setelah kami desak, ia pun mau bercerita, itu pun hanya kepada saya lewat SMS, isi SMS ini pun tidak ada yang tahu selain saya,"kata Nugroho.

Dalam pesan pendek tersebut Ninies bercerita bahwa, dirinya berkenalan dengan Angga alias Musdalifah tersebut lewat telepon salah sambung pertengahan tahun 2011 lalu. Saat itu Ninies mengaku masih memiliki seorang kekasih berjenis kelamin pria yang bekerja di sebuah perusahaan di kawasan industri Kabil.Tetapi hubungannya dengan pria tersebut tidak berlangsung lama karena diketahui kekasihnya tersebut ternyata sudah memiliki istri.

"Saya kenal dia (angga alias Musdalifa,red) lewat telp salah sambung pak. Saat itu saya masih punya pacar yang kerja di Kabil. Pacar saya ternyata jahat udah punya istri,saya ingin putus tapi dia malah mengancam-ancam, SMS dari pacar saya masih saya simpan,"kata Ninies dalam SMS tersebut.

Ninies pun menceritakan semua persoalannya tersebut kepada Angga yang baru dikenalnya lewat telp salam sambung tersebut. Bak seorang pahlawan, Angga alias Musdalifa hadir sebagai penolong. Ia pun menjanjikan kepada Ninies akan membantu agar pacar Ninies tidak lagi mengganggunya.

Selang beberapa minggu, perkenalan kedua wanita tersebut berlanjut ke hubungan yang lebih serius. Ninies sempat curiga dengan beberapa nama yang dimiliki Angga alias Musdalifa, terlebih karena nama yang ia gunakan di perusahaan tempatnya bekerja bukanlah Angga tetapi Roki.

Kepada Ninies Angga mengaku menggunakan nama lain karena kepepet ingin mencari kerja. Bahkan nama asli Musdalifah sudah ia ketahui sebelumnya. "Dibilangnya namanya Angga, kemudian dia ngaku pake nama di perusahaannya karena ia kepepet cari kerja, eh ternyata itu nama aslinya,"kata Ninies.

Hubungan kedua insan sesama jenis tersebut semakin dekat. Bahkan Ninies mengakui kalau Angga sangat baik kepadanya, makanya ajakan Angga untuk menikah tidak ditolak oleh Ninies. Meski demikian, Ninies mengaku mau dipersunting Angga alias Musdalifa, selain karena kebaikannya, Ninies mengaku hendak membimbing Angga. Ninies mengaku tidak tega menolak Angga terlebih karena statusnya yang yatim piatu.

Bahkan lebih jauh lagi, Ninies mengaku bahwa dirinya normal seperti wanita pada umumnya."Saya diam selama ini bukan karena saya tidak normal, tetapi saya tidak tega sama dia. Usaha parfum juga modal kami. Bahkan kami tidur tidaak satu ranjang. Dia (Angga,red) di belakang dan saya di depan. Tapi ini semua sudah terlanjur, selain gak tega saya juga malu bangat, tetapi saya pendam semua dan stress sendiri,"kata Ninies.

Setelah paska pernikahannya, Ninies juga pernah mengusir Angga dari rumahnya, tetapi Angga tidak mau dan menunda-nundanya. Ia mengaku sebelum menikah sudah curiga dengan jenis kelamin Angga, tetapi ia menepisnya dengan selalu berpikiran positif.

Mengenai lolosnya pernikahan mereka di KUA, Ninies mengaku bahwa dirinya dan Angga hanya terima bersih dan pengurusannya diberikan kepada staff di KUA tersebut.

Hal ini diperkuat dengan cerita Edwin, tetangga Ninies. Edwin menuturkan Ninies dan Angga sempat terlibat pertengkaran hebat beberapa hari setelah pasangan itu menikah. Saat itu menurut Edwin, Ninies mengusir Angga dari rumahnya, tetapi Angga tetap bertahan di rumah tersebut.

Setelah itu, kehidupan pasangan sejenis tersebut sangat tertutup dan tidak mau bersosialisasi dengan tetangga. Bahkan anehnya, Angga alias Musdalifah tidak mau keluar rumah kalau ada tetangganya di luar. "Kalau ada warga atau tetangganya di luar, si suaminya itu tidak mau keluar rumah,"kata Edwin.

Kebiasaan itu berlangsung hampir setahun. Kecurigaan bermula saat Angga tidak sengaja keluar rumah hanya dengan mengenakan kaos oblong. Padahal setiap hari, Angga selalu memakai jaket berukuran besar. Saat itu Edwin heran melihat Angga karena bentuk dadanya sama dengan perempuan pada umumnya.

"Selama ini tidak ketahuan karena ia selalu pakai jaket tetapi beberapa waktu lalu, ia hanya pakai kaos. Saya heran, ternyata dadanya besar. Saya pun langsung menceritakan ini kepada RT dan RW. Ketika saya lihat itu, Angga langsung lari masuk ke rumah. Selain itu, angga ini sangat rajin mengurus dan merawat bunga,"kata Edwin.

Pada akhirnya 6 Januari 2013 lalu, perangkat RT/RW setempat langsung datang dan menggrebek pasangan tersebut. Saat itu Ninies dan Angga tidak bisa mengelak. Akhirnya, Angga diusir warga dan hingga sekarang keberadaannya tidak diketahui. Sementara Ninies semakin tertutup dan sering bepergian ke rumah teman atau kerabatnya. (ian)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar