Kamis, 20 September 2012

Sampah Dimana-mana, Batam Terancam Gagal Raih Adipura


Kota Batam dalam beberapa tahun terakhir gagal meraih Adipura karena Batam tidak pernah lepas dengan masalah persampahan di Batam. Hingga saat ini pengangkutan sampah di Kota Batam pun masih belum maksimal.
Banyak sampah yang tidak terangkut,satu hari sampah yang bisa terangkut hanya mencapai 720 ton sehari.
Kabaghumas Pemko Batam Ardiwinata mengatakan saat ini sudah mulai tahap penilaian adipura dan timnya sudah terbentuk.
Penilaian utama dalam Adipura ini adalah kebersihan.
Meski demikian ia tidak mau berkomentar tentang peluang Batam untuk meraih penghargaan tersebut.
“Sudah mulai dibentuk timnya, tapi kalau masalah Adipuranya saya tidak bisa banyak komentar. Tetapi alangkah baiknya kalau kita tetap optimis. Yang pasti kebersihan adalah bagian mutlak dari penilaian,”kata Ardiwinata.
Khusus untuk persampahan di Batam, saat ini di sejumlah perumahan dan pasar masih banyak ditemukan tumpukan sampah.Beberapa titik tumpukan sampah di Batam yakni di daerah dapur 12, hampir disemua di daerah Batuaji, di belakang perumahan Duta Mas, hampir di semua daerah Bengkong dan hampir di semua kota Batam.
Sementara Armada yaang digunakan untuk mengangkut sampah tersebut hanya sebanyak 85 unit yang beroperasi setiap harinya.
“Volume sampah setiap harinya yang berhasil diangkat sifatnya fluktuatif tapi maksimal itu paling 720 ton per hari’”kata Jamil, Kabid Kebersihan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Batam.
Sementara armada yang beroperasi untuk mengangkut sampah tersebut berjumlah 85 unit. Jika dikalkulasikan maka satu armada hanya mengangkut sekitar 8,4 ton sampah setiap harinya.
Banyaknya tumpukan sampah di sejumlah perumahan di Batam menurut Jamil dikarenkan akses masuk ke perumahan tersebut sangat susah untuk dimasuki armada pengangkut sampaah.
“Misalnya di Batuaji atau di Dapur 12 armada masuk ke sana tidak akan bisa bermanuver belum lagi banyak kendaraan yang parkir di pinggir jalan raya,”katanya.
Meski demikian menurut Jamil, Pemerintah Pemko Batam melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan akan melakukan pengangkutan sampah secara optimal. Ia mengatakan Dinas DKP akan berusaha menciptakan kota Batam yang bersih.
Ia berharap semua warga dan perangkat RT/RW untuk ikut dan berperan aktif dalam menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan.(

1 komentar:

  1. BATAM DAN SAMPAH SERAPAH
    Saya merasa terpanggil selaku Putra daerah dan pengusaha yang bergerak dibidang persampahan untuk coba menanggapi pernyataan Kabid Kebersihan Kota Batam bahwa Pemerintah sangat konsen dengan masalah sampah, hanya saja kesadaran masing – masing pribadi, terutama masyarakat masih sangat kurang, agak sedikit aneh seeh mengingat hal ini terucapkan setelah sekian banyak complain dan kekecewaan masyarakat terhadap penanganan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Batam dalam kurun 2-3 bulan terakhir ini, pernyataan ini seakan –akan menuding factor terbesarnya adalah Masyarakat Batam ini sendiri, pertanyaannya apakah benar Masyarakat Batam yang juga berkewajiban membayar Retibusi kebersihan per bulannya tidak memiliki kesadaran ??
    Kami melihat sebagian besar problema yang muncul saat ini tentang pengelolaan sampah kota Batam adalah kejelasan tentang Manajemen persampahan dimana, Mekanisme, Sistem, atau cara Pengangkutan untuk daerah perkotaan adalah tanggung jawab pemerintah Kota itu sendiri yang didukung oleh partisipasi masyarakat produksi sampah khususnya dalam hal pendanaan, jadi barometer keberhasilan dalam pengelolaan sampah tersebut merupakan implementasi suatu Manajemen Persampahan yang baik, terencana dan terprogram.
    Permasalahan yang muncul dari sekian banyak daerah di kota batam baik Bengkong, Sei Panas, Tiban Sagulung Batam Centre, Jodoh dan lainnya, membuat saya teringat akan Pelelangan Pengangkutan Sampah Kota Batam januari 2012 yang lalu, seandainya pada saat itu Perusahaan kami diberi kesempatan untuk mengelola persampahan (pengangkutan) di Kota Batam mungkin hal ini dapat dihindari, Mengapa …? Adalah analisa kami dari permasalahan yang ada saaat ini adalah penerapan system cara pengangkutan dan fasilitas TPS yang masih memakai Metode Tradisional, itu saja.DKP Kota Batam sudah pernah kita tawarkan berkaitan dengan Metode Pengangkutan dan penggunaan fasilitas tps dengan metode yang lebih effisien, effektif, indah, dan lebih murah, juga profitable untuk pemerintah dan masyarakat sendiri, tapi sepertinya tidak ditanggapi, walhasil dalam beberapa bulan terakhir ini merupakan bukti konkret bahwa analisa kami tentang permasalahan yang timbul saat ini adalah benar adanya.
    Akhir kata, saya menghimbau Pemerintah Kota Batam Khususnya DKP Kota Batam untuk tidak menjadikan masyarakat sebagai alasan utama permasalahan ini, saya yakin masyarakat Batam cukup berpendidikan dan berpengetahuan baik tentang hidup sehat, bersih, dan sadar akan keindahan, lebih baiknya kita belajar dari peristiwa ini dan berusaha agar lebih baik dan bisa lebih memperhatikan pendapat dan tawaran yang logic dari pihak lainya dimasa yang akan datang, menimbang KPS (Kerjasama Pemerintah dan Swasta) tentang pengelolaan sampah Kota Batam sudah dekat.

    BalasHapus